Apa Sih " Panama Papers " ? ? ?

Kamis, 07 April 2016


Apa Sih " Panama Papers " ? ? ?

Ya, belakangan ini dunia Internasional banyak memuat berita tentang  " The Panama Papers " atau " Dokumen Panama ". Trus kenapa dokumen ini menjadi sangat wah, yah ? sampai - sampai dokumen Ujian Nasional yang pendistribusianya melibatkan aparat kalah pamor,,haaa..

Berikut uraian yang saya dapat dari berbagai sumber :

Panama Papers adalah kumpulan 11,5 juta dokumen rahasia yang dibuat oleh penyedia jasa perusahaan asal Panama, Mossack Fonseca. Dokumen ini berisi informasi rinci mengenai lebih dari 214.000 perusahaan luar negeri, termasuk identitas pemegang saham dan direkturnya.
Dokumen tersebut mencantumkan nama pemimpin lima negara, yaitu Argentina, Islandia, Arab Saudi, Ukraina, dan Uni Emirat Arab, serta pejabat pemerintahan, kerabat dekat, dan teman dekat sejumlah kepala pemerintahan dari kurang lebih 40 negara lainnya, termasuk Brasil, Cina, Perancis, India, Malaysia, Meksiko, Malta, Pakistan, Rusia, Afrika Selatan, Spanyol, Suriah, dan Britania Raya.
Tak luput juga ribuan pengusaha dan ratusan perusahaan di Indonesia juga tercantum di dalam dokumen Panama Papers yang bocor.
Rentang waktu dokumen ini dapat ditelusuri hingga tahun 1970-an. Dokumen berukuran 2,6 terabyte ini diberikan oleh seorang sumber anonim kepada Süddeutsche Zeitung pada bulan Agustus 2015 dan International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ).
Dokumen bocoran ini kemudian disebarkan dan dianalisis oleh kurang lebih 400 wartawan dari 107 organisasi media di lebih dari 80 negara! Laporan berita pertama berdasarkan dokumen ini bersama 149 berkas dokumennya telah diterbitkan pada tanggal 3 April 2016 silam. Daftar lengkap perusahaan yang terlibat telah dirilis pada awal Mei 2016 lalu.
Mossack Fonseca
Mossack Fonseca adalah badan hukum dan penyedia jasa perusahaan asal Panama yang didirikan tahun 1977 oleh Jürgen Mossack dan Ramón Fonseca. Perusahaan ini menyediakan jasa pembentukan perusahaan di negara lain, pengelolaan perusahaan luar negeri dan manajemen aset.
Perusahaan ini memiliki lebih dari 500 karyawan di 40 negara dan badan ini beroperasi atas nama lebih dari 300.000 perusahaan yang kebanyakan terdaftar di Britania Raya atau surga pajak milik Britania.
Mossack Fonseca bekerja sama dengan lembaga-lembaga keuangan terbesar di dunia seperti Deutsche Bank, HSBC, Société Générale, Credit Suisse, UBS, dan Commerzbank.
Jurgen Mossack & Ramon Fonseca
Badan ini kadang membantu nasabah bank tersebut membangun struktur yang rumit sehingga kolektor pajak dan penyidik sulit melacak arus uang dari satu tempat ke tempat lain. Sebelum kebocoran Panama Papers, majalah The Economist pernah menyebut bahwa Mossack Fonseca sebagai pemimpin industri keuangan luar negeri yang “penuh rahasia”.
gambaran sederhana mengenai "Panama Papers" 
jurnalis Vox, German Lopez, dan redditor, DanGliesack, memberikan gambaran sederhana mengenai "Panama Papers" berupa ilustrasi anak dan celengan babi. 
Sederhananya begini, si anak menyimpan celengan babinya di tempat rahasia.
Namun, ibu si anak terus-menerus mengecek berapa banyak uang yang ditabung dalam celengan, atau uang yang diambil. Si anak kurang suka dengan aksi si ibu.
Lalu, si anak membeli celengan babi baru, dan menempatkannya di rumah Johnny, temannya.
Kebetulan, ibu Johnny sibuk. Dia tidak mengecek celengan babi Johnny. Jadi, si anak bisa menyimpan celengannya tanpa seorang pun mengeceknya. 
Anak tetangga lain berpikir, ide si anak sangat bagus.

Jadi, mereka juga menyimpan celengan babinya ke lemari Johnny.
Sayangnya, suatu hari, ibu Johnny menemukan banyak celengan babi di lemari anaknya.
Dia marah, lalu menelepon semua orangtua teman anaknya, lalu mengadukan bahwa anak-anak mereka menyembunyikan uang di lemari anaknya. 
Nah, itulah yang terjadi dengan kebocoran dokumen. Jadi, banyak pihak penting yang menyembunyikan "celengan babi"-nya di rumah Johnny, yakni di Panama. 
Artinya, tidak semua yang menyembunyikan uangnya di rumah Johnny melakukan hal buruk. Bisa saja, mereka hanya ingin privasi. 
Namun, bisa saja pula, tetangga si anak, Michael namanya, menyimpan uang di rumah Johnny sebab dia mencuri uang dari dompet ibunya. 
Sementara itu, anak lain, Jacob, mencuri uang makan orang lain dan tidak ingin ketahuan orangtuanya agar mereka tidak bertanya darimana uang yang didapat Jacob. 
Segera, kita semua akan mengetahui apa alasan para pesohor ini menyimpan "celengan babi"-nya di Panama, baik yang berniat buruk maupun tidak. 
Namun, semua anak yang menyimpan celengan babi di rumah Johnny tersebut masih dalam masalah sebab tidak boleh menyimpannya di lemari "rahasia" di rumah orang lain. 
Oleh sebab itu, saat ini, jurnalis sedang menginvestigasi lebih lanjut apa jenis aktivitas di rumah Johnny tersebut, apakah legal, perlu, atau memang melanggar hukum.
Isi dokumen “Panama Papers”
Isi dari bocoran ini terdiri dari 11,5 juta dokumen yang diterbitkan antara tahun 1970-an dan awal 2016 oleh Mossack Fonseca dari Panama yang oleh The Guardian dijuluki sebagai “badan hukum luar negeri terbesar keempat di dunia”.
Data berukuran 2,6 terabyte ini mencantumkan nama 140 badan luar negeri yang memiliki hubungan dengan pejabat negara. Bocoran dokumen ini dianalisis oleh wartawan di 80 negara.
Gerard Ryle, direktur International Consortium of Investigative Journalists, memperkirakan bahwa bocoran ini akan menjadi “kejutan terbesar bagi industri ekonomi bawah tanah” karena jumlah dokumen yang dibocorkan sangat banyak.
Penerima Dokumen “Panama Papers”

Suddeutsche Zeitung (SZ), sebuah koran Jerman, yang menerima dokumen itu pertama kalinya dari seorang sumber anonim sekitar satu tahun lalu. Dokumen tidak langsung diterima utuh oleh SZ. Selama berbulan-bulan sumber anonim mengirimkan bagian per bagian.

SZ tidak ingin sendiri. Mereka memutuskan untuk menginvestigasi data itu dengan bantuan dari Konsorsium Internasional Jurnalis Investigasi (ICIJ/ International Consortium of Investigative Journalists).

Sekitar 400 jurnalis dari lebih 100 media organisasi di 78 negara dilibatkan dalam investigasi Panama Papers ini. Di antaranya ada The Guardian, BBC di Inggris, Le Monde di Perancis, La Nacion di Argentina dan Tempo di Indonesia.

Ini bukan pertama kalinya bagi SZ bekerja sama dengan ICIJ menginvestigasi dokumen-dokumen rahasia yang bocor. Sebelumnya sudah ada investigasi Offshore Leaks, Lux Leaks, dan Swiss Leaks.

Tentang ICIJ (ICIJ/ International Consortium of Investigative Journalists).


Apa itu ICIJ ? ICIJ didirikan pada 1997 oleh jurnalis ternama Amerika Serikat, Chuck Lewis. ICIJ didirikan sebagai bagian dari Center for Public Integrity (CPI). Sebuah organisasi Amerika yang memerangi korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, dibiayai lewat yayasan dan sumbangan.

ICIJ memiliki lebih dari 100 jurnalis di seluruh dunia. Di Indonesia, ICIJ memiliki dua perwakilan jurnalis, yakni Andreas Harsono, peneliti untuk Human Rights Watch (HRW) dan Goenawan Mohamad, pendiri Tempo yang juga salah satu komite penasihat ICIJ.

Jurnalis-jurnalis ICIJ bekerja sama dengan rekan sejawatnya di negara lain dan juga staf di Washington DC untuk melaporkan, mengedit dan memproduksi laporan-laporan dengan standar akurasi dan keadilan yang tinggi.

Selama beberapa tahun, ICIJ telah mengerjakan beberapa proyek yang di antaranya adalah penyelundupan yang dilakukan oleh perusahaan tembakau multinasional ; menginvestigasi kartel militer swasta ; dan kontrak perang antara Irak dan Afghanistan.

Selain itu, ICIJ juga pernah melakukan sejumlah investigasi terhadap dokumen-dokumen rahasia yang bocor seperti Offshore Leaks (2013), Luxemburg Leaks (2014) dan Swiss Leaks (2015).

William Buzenberg, Direktur CPI, pernah bercerita kepada stasiun televisi Jerman, ARD, saat mengungkap Offshore Leaks, kantor ICIJ di Washington DC dibanjiri telepon yang berdering setiap saat dan situs internetnya sudah dua kali ambruk. ICIJ kini diketuai oleh jurnalis Australia, Gerard Ryle.

Salah satu alasan mengapa SZ menghubungi ICIJ untuk turut melakukan investigasi disinyalir karena hubungan kekerabatan yang terjalin di belakangnya. Hans Leyendecker, pimpinan redaksi SZ adalah anggota ICIJ. Juga jurnalis NDR, John Goetz, yang punya hubungan baik dengan ICIJ.

Kasus penggelapan pajak Offshore Leaks yang pernah dibongkar oleh ICIJ, mengingatkan akan platform pengungkap data WikiLeaks. Namun ada perbedaan besar. WikiLeaks tidak menganggap dirinya sebagai platform jurnalis, melainkan mempublikasikan data tanpa riset selanjutnya di internet. Sebaliknya tim investigasi yang dipimpin ICIJ mempersiapkan data, mengkaji dan membandingkan informasi yang diperoleh dengan sumber lainnya.

Namun demikian, meski berhasil mengantongi data dengan kerahasiaan yang luar biasa, penerusan informasi kepada pihak berwenang tidak dilakukan ICIJ.

"Saya dapat membayangkan, bahwa sejumlah orang dibuat marah. Tapi jika sejak awal data itu diteruskan, hal itu menghancurkan kepercayaan antara narasumber dan jurnalis yang dilibatkan." kata seorang jurnalis ICIJ, Sebastian Mondial.

Profesor Ekonomi Perbankan Universitas Hohenheim, Hans-Peter Burghor, memandangnya kritis. "Saya pikir sedikit problematis di mana data ini sekarang berada di tangan media. Dengan publikasi selektif data semacam itu, orang juga bisa berpolitik. Kekuasaan dalam hal ini berada di tangan jurnalis. Tapi saya harap, informasi-informasi itu ditangani dengan penuh tanggung jawab."

Saat ini Sebastian Mondial sudah bekerja untuk tema lain. Tapi ia dan koleganya tetap bersedia jika nasihatnya dibutuhkan. Dan menginvestigasi data semacam itu tetap menarik minatnya.


2 komentar:

 
Copyright © 2016. Sepektrum.
Creative Commons License